Prima Tani Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Kering di Desa Banaran Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo 2008 |
![]() |
![]() |
![]() |
Pengkajian BPTP Yogyakarta - Sumberdaya Pertanian |
Oleh Musofie dkk |
Kamis, 04 November 2010 14:53 |
Sektor pertanian merupakan sektor yang diandalkan di Kabupaten Kulon Progo. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tahun 2005 atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar 27,12%. Sebanyak 46,23% dari jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Menurut Sensus Pertanian tahun 2003 di Kabupaten Kulon Progo dari 103.450 Rumah Tangga terdapat 80.685 Rumah Tangga Pertanian, 70.945 Rumah Tangga Pertanian berada di pedesaan dan 61.760 Rumah Tangga merupakan Rumah Tangga Pertanian Gurem. Dengan demikian pembangunan pertanian mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian daerah. Kondisi pertanian Kabupaten Kulon Progo dicirikan dengan kepemilikan lahan yang relatif sempit (rata-rata < 0,5 ha per petani), kemampuan dan keterampilan terbatas, permodalan relatif terbatas dan masih banyak petani hanya berorientasi produksi. Kondisi demikian berakibat usahatani menjadi kurang efisien dan belum menguntungkan. Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian daerah maka pembangunan pertanian perlu didorong untuk beralih dari orientasi produksi menjadi berorientasi agribisnis. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI) merupakan salah satu intrumen program Departemen Pertanian dalam rangka mewujudkan revitalisasi pertanian. Tujuan pelaksanaan PRIMA TANI adalah (1) mempercepat proses diseminasi dan adopsi teknologi inovatif, (2) memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan lokasi, (3) mewadahi dan mensinkronkan program lingkup Departemen Pertanian, dan (4) mempercepat pencapaian kesejahteraan petani, melestarikan sistem pertanian dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, PRIMA TANI pada dasarnya adalah membangun laboratorium agribisnis, yaitu model percontohan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) yang di dalamnya terdapat Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi (SUID) berbasis inovasi, yang memadukan sistem inovasi teknologi dan kelembagaan dengan sistem agribisnis pedesaan. Dalam membangun laboratorium agribisnis di desa lokasi PRIMA TANI dilakukan dengan penerapan teknologi inovatif dan rekayasa kelembagaan yang tepatguna sesuai potensi agroekosistem, kebutuhan pengguna maupun peluang agribisnis di daerah setempat dan dilaksanakan secara partisipatif dengan masyarakat dan stakeholders terkait. Pelaksanaan PRIMA TANI pada sub zona agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim kering (LKDRIK) di Kabupaten Kulon Progo telah dipilih desa Banaran, Kecamatan Galur, sebagai lokasi PRIMA TANI untuk pembentukan laboratorium agribisnis, yang telah dimulai sejak tahun 2007. Dengan memperhatikan potensi, permasalahan dan peluang agribisnis di desa setempat telah dipilih prioritas komoditas maupun inovasi teknologi dan kelembagaan agribisnis yang perlu dikembangkan dalam rangka membangun laboratorium agribisnis. Komoditas unggulan terpilih meliputi padi, kedelai, semangka dan sapi potong, sedangkan sebagai komoditas penunjang adalah cabe merah, bawang merah, domba dan kambing, VCO dan pengolahan makanan. Untuk pengembangan usahatani dan agribisnis dari komoditas terpilih tersebut dipandang perlu adanya inovasi teknologi dan kelembagaan yang mengarah pada (1) peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani tanaman, (2) peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani ternak sapi potong dan pengolahan limbang kandang, (3) pengembangan usaha produksi dan pemasaran hasil panen dan 4) penguatan kelembagaan menuju sistem dan usaha agribisnis berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan di Desa Banaran pada tahun 2008 meliputi penerapan teknologi inovatif di tingkat petani/pengguna sebagai perwujudan percepatan penyebarluasan pengenalan dan penerapan teknologi inovatif hasil Litbang. Inovasi teknologi pertanian yang dilakukan meliputi inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan. Inovasi teknologi yang diterapkan meliputi teknologi perbenihan tanaman pangan dan hortikultura (padi, kedelai, bawang merah, semangka), produksi pupuk organik, penyediaan energi alternatif melalui pembangunan instalasi biogas dan pasca panen hasil pertanian. Inovasi kelembagaan yang dilakukan meliputi pembentukan kelembagaan perbenihan, optimalisasi fungsi Klinik Agribisnis, jejaring kerjasama institusi, kelembagaan produsen-konsumen pupuk organik, operasionalisasi kios sarana produksi pertanian dan kelembagaan pasar lelang komoditas pertanian. Upaya percepatan pemanfaatan teknologi hasil litbang melalui pelaksanaan PRIMA TANI di Desa Banaran memberikan manfaat berupa peningkatan produksi, produktivitas, efisiensi dan efektivitas usahatani pada subsistem agribisnis hulu, tengah, hilir dan jasa penunjang, khususnya kegiatan perbenihan tanaman. Hasil yang dicapai kegiatan Primatani tahun 2008 adalah sebagai berikut : (1) Perbenihan padi VUB Cimelati seluas ± 0,28 ha dengan label putih pada MK II 2008 dengan produksi 7,14 t/ha; (2) Perbenihan padi VUB Cimelati budidaya model PTT seluas ± 1 ha dengan label putih pada MT I 2008/2009, produksi 9,13 t/ha dengan kenaikan pendapatan petani 84%; (3) Pengembangan VUB benih kedelai seluas ± 1 ha menggunakan varietas Ijen dengan efisiensi benih 61%, kenaikan produksi 50,57% dan kenaikan nilai produksi 149,19%; (4) Perbenihan semangka Balitbu (Galur S6) dengan hasil berat rata-rata 2,82 kg/buah, tingkat kemanisan rata-rata 8,65 dan jumlah biji rata-rata 352/buah; (5) Budidaya bawang merah Tiron luas areal meningkat 170%, produktivitas meningkat 48% dan penerimaan meningkat 143%; (6) Produksi pupuk organik meningkat 672% dan nilai produksi meningkat sebesar 586% dibandingkan tahun 2007; (7) Pengembangan kios saprodi mengalami peningkatan kuantitas produk 117% dan omzet naik 681%; (8) Rintisan model pemasaran pasar lelang komoditas cabe merah dengan nilai lelang mencapai Rp 263.096.923. Kerjasama internal dan eksternal dalam implementasi inovasi teknologi dan kelembagaan pendukung sistem agribisnis telah menunjukkan hasil dalam menunjang keberhasilan PRIMA TANI. Dampak yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Prima Tani sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka adopsi model pendekatan Prima Tani dalam pembangunan pertanian wilayah.
|