Demonstrasi dan Pembuatan, Perbanyakan Materi Informasi Yang Terkait Dengan Program Strategis Kementerian Pertanian Mendukung FMA |
![]() |
![]() |
![]() |
Oleh Murwati dkk |
Kamis, 05 Januari 2012 08:59 |
Penelitian dan Kelembagaan kelompok tani mempunyai peranan penting dalam meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani. Hal ini sejalan dengan pemberdayaan petani melalui teknologi dan informasi pertanian/ Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI). Agar program ini dapat berjalan dan mencapai target yang dicanangkan, maka diperlukan kerjasama yang baik dari semua unsur. Tugas Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dalam mendukung pemberdayaan petani melalui teknologi dan informasi Pertanian antara lain dalam penyediaan teknologi melalui demonstrasi dan penyediaan informasi yang lain seperti media cetak (liptan dan brosur); media elektronik (CD, Siaran berita TV). Khusus pembuatan, perbanyakan materi media untuk mendukung program FMA adalah pembuatan, perbanyakan materi informasi yang terkait dengan program strategis Kemtan mendukung FMA. Pelaksanaan demonstrasi di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah kabupaten program FEATI di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sikap petani pelaksana demonstrasi terhadap teknologi budidaya yang diintroduksikan BPTP Yogyakarta merupakan faktor penting dalam keberlanjutan teknologi yang demonstrasikan. Hasil kegiatan yang diperoleh, pada kegiatan di Bantul, petani setelah melakukan teknologi budidaya ubi jalar di lahan sawah pasir pantai, setuju akan menanam ubijalar ungu sesuai anjuran yaitu 16 orang (80 %), yang sebelum kegiatan hanya 6 orang (30%). Jadi petani yang mau menanam ubijalar ungu sesuai rekomendasi setelah mengikuti demonstrasi naik menjadi 50 % (dari 30 % menjadi 80 %). Pada kegiatan FMA di Kulon Progo, petani setelah melakukan demonstrasi teknologi budidaya pisang di lahan pekarangan, setuju akan menanam pisang Mas dan pisang Raja sesuai anjuran yaitu 11 orang (73,33 %), yang sebelum kegiatan yang setuju hanya 4 orang (26,67%). Jadi petani yang mau menanam pisang Mas dan pisang Raja sesuai rekomendasi setelah mengikuti demonstrasi naik menjadi 46,66 % (dari 26,67 % menjadi 73,33 %). Sedangkan pada kegiatan FMA di Gunungkidul, sebelum ada kegiatan demonstrasi teknologi integrasi tanaman – ternak di lahan kering, petani yang menolak 53,34%, sedangkan setelah kegiatan petani tidak ada yang menolak. Petani yang menerapkan tidak ada sebelum adanya kegiatan BPTP Yogyakarta. Setelah adanya demontrasi teknologi integrasi tanaman – ternak di lahan kering, petani yang menerapkan 66,67 %. Pada kegiatan pembuatan, dan perbanyakan media yang dilaksanakan 6 judul liptan, 3 judul brosur, 1 judul VCD dan siaran berita melalui TV sebanyak 2 kali.
|
LAST_UPDATED2 |